"Garda Metal Jiu Jitsu .."


Suasana Perjuangan
kaum buruh Indonesia
berada dalam masa masa sulit,
tidak dulu
tidak sekarang
sama saja …


Dan perjuangan perjuangan itu …
Dimana sekelompok buruh berjuang dengan serius
selalu saja menelurkan sosok sosok pejuang tangguh
pejuang yang tak pernah berhenti bergerak dan berkreasi


Namanya Hendrik Kenzo, Pria kelahiran Medan tiga puluh lima tahun lalu.
Sudah bertahun tahun bekerja sebagai buruh pabrik, Hendrik merasa hidupnya tidak ada tantangan.
Hari demi hari sebagai buruh pabrik, terasa sangat monoton.
Dijalaninya dengan penuh kebosanan.
Waktu berlalu tanpa terasa karena tidak ada cerita baru dalam hidupnya yang bisa sekedar membangkitkan gairah walaupun Cuma sekedar cerita kebanggaan tentang aktivitas di luar pekerjaan.

Sosok yang saya ceritakan adalah seorang buruh pabrik Multinasional yg bermarkas besar di Negera Jerman, Kebetulan ini pabrik termasuk menjadi pionir pembentukan Serikat Pekerja Metal di Kota Batam.

Kebosanan hendrik mengantarkan dirinya untuk mulai ikut kegiatan organisasi serikat.
Hendrik juga ikut manjadi anggota Garda Metal.

Awal 2010 an adalah saat dimana jiwanya terpacu untuk membangun solidaritas dalam pilar militant milik FSPMI yaitu Garda Metal. Sejak itulah Hendrik tak pernah absen turun ke jalan untuk aksi buruh.
Sebagai aktivis yang hobby melatih fisik, tahun 2014 Hendrik tertarik dan mulai berlatih Jiu Jitsu.

“Rasanya hidup saya baru mulai di saat ada aktivitas ini … seperti ada sesuatu yang mempunyai arti buat diri pribadi saya bang”. Ucap hendrik mengenangkan waktu itu.

“Pokoknya awal nya aku ikut murid, Sambil berjalan waktu itu masa transisi jujitsu pecah dan membentuk bela diri lain selain jujitsu, saya bersikeras tetap memilih jujitsu”. Duduk di seberang meja dengan penulis sambil santai ngobrol mulailah cerita sejarah perjalanannya di olah raga keras tapi keren ini.

“Karna jujitsu saya anggap olah raga keras yg di pakai oleh TNI dan polri. singkat cerita tahun 2014 saya pertahan kan Jiu-jitsu di Batam walau pun tidak ada gurunya, waktu itu materi saya ulang-ulang terus sehingga murid menjadi bosan.” Kenangnya sampai terkekeh kekeh merasa lucu sendiri, tidak begitu halnya dengan saya, Cuma diam bengong sendiri ..  penulis bingung apanya yang lucu coba? .. hahaha

“Waktu tahun 2015 saya menghubungi salah satu orang jujitsu yaitu Mahesa Arba namanya, dia juga petarung yang hebat di tahun 80an.”

“waktu itu dia hendak perjalanan bisnis menuju Pekanbaru dan saya ingat waktu itu setelah aksi unjuk rasa kami menjemput nya ke bandara dan membawanya ke hotel buat bertemu dan membicarakan tentang jujitsu kedepan nya.”

“Seperti pepatah gayung bersambut, dia juga sepakat untuk mempertahankan beladiri jiujitsu sama halnya niat saya terbaca oleh beliau, kemudian Shihan Mahesa Arba juga komunikasi dengan Sensei (istilah jepang; maksudnya guru) Rolly yg masih mengajar Brazilian Jui-jitsu di Bintaro Jakarta.”

Sejenak berpikir agar beberapa saat lalu Hendrik melanjutkan lagi ceritanya, “akhirnya mereka bersinergi tradisional jujitsu dan Brazilian Jui-jitsu mereka  membuat satu perguruan jujitsu yang namanya sekarang Indonesia Spider Ju-jitsu.”

“Hmmm …”,
“jadi itu ya .. awal berdirinya Sasana Beladiri SPIDER Jiu Jitsu ya bang”. Ucap saya coba menegaskan kembali awal sejarahnya Jiu Jitsu di Kota ini.

“akhirnya saya dan Ade brangkat ke Jakarta mengambil materi lanjutan dan di uji (UKT) di Bogor di gunung salak disana di uji daya tahan tubuh dan tehnik bertarung di keroyok,bertarung di gelap-gelap, bertarung ground dan stand juga di latih..”.
“Kupikir inilah yang selama ini saya cari … minat dan bakat saya seperti memperoleh saluran dari kedua aktivitas ini”.

“Akhirnya nya mereka memberikan buku materi yg harus di ikuti think nya dan setiap abis materi saya harus kejakarta dan mengambil ilmu.

“Setelah berlalu beberapa lama, akhirnya sampai juga belajar dengan ahli Brazilian Jui-jitsu  prof .Dr Leandro Ataides di Bintaro blajr tentang MMA ...”, sampai disini ceritanya, tampak senyum hendrik mengembang. “ Ilmunya sangat banyak hingga terkadang tidak bisa kita ingat ..”, lanjutnya.

“Singkat cerita saya kenalkan ke kawan-kawan Batam yg sungguh-sungguh mau belajar beladiri , sempat saya turunkan ke teman-teman garda metal ilmu beladiri ini dan mereka mau mengikuti nya dan terakhir saya membawa murid saya ke ajang bergengsi MMA One pride 28 Oktober 2017 kemarin.”

“dua orang murid yang saya bina intensif dalam waktu dua bulan mampu menjadi juara … rasanya bangga banget, tantangan yang luar biasa berhasil kami jawab dengan lunas”.

Bukan main main Hendrik juga sebelum mengajar sempat  tahun 2016 mengikuti event MMA di Kemayoran dan event 8 negara' di Singapura 2015.

Sampai pada akhir batas kopi saya sudah tinggal bubuknya, saya kasih pertanyaan pamungkas.

“Apa harapan nya bro kedepan?

Hendrik tersenyum sambil garuk garuk kepala, “Jujitsu berkembang di Kepri khusus Batam dan beladiri ini di senangi oleh anak-anak dan orang-orang dewasa ... itu harapan saya”.
“dan target saya dalam 1 tahun kedepan, murid saya sekarang di tiap-tiap kecamatan punya Dojo dan masing masing punya murid  20 orang aja.”

Perjalanan yang tak berujung dalam menggapai cita-cita.
Selamat bekerja keras Bang Hendrik, semoga lancar dengan Sasana Jiu Jitsu nya yang sudah berdiri di kawasan panbil ini.(*)

Komentar

Postingan Populer