Berkat BPJS Kesehatan, Operasi Tumor Ganas Suhartati Tertolong
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Setahun yang lalu tak pernah terbayangkan oleh Suhartati (43) warga Kotabumi, Lampung Utara, ia divonis oleh dokter menderita tumor ganas yang bersarang di payudaranya.
Rasa kalut, gelisah, takut membaur manjadi satu. Yang dipikirkan olehnya hanyalah berapa besar jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan operasi pengangkatan tumor ganas yang bersarang di payudaranya.
Tanpa berpikir panjang, Suhartati langsung mendaftarkan diri untuk menjadi peserta mandiri BPJS Kesehatan kelas 3 dengan besar iuran Rp 25.500 per bulan.
Tidak menunggu waktu berhari-hari, kartu BPJS Kesehatannya pun langsung dapat digunakan untuk melakukanoperasi pengangkatan tumor ganas di Rumah Sakit Umum Ryacudu, Kotabumi, Lampung Utara.
Tak sampai di situ saja, setelah operasipengangkatan tumor ganas, Suhartati pun harus menjalankan kemoterapi di Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek setiap 3 minggu sekali.
"Jika ditotal, secara keseluruhan kurang lebih sudah memakan biaya sebesar Rp 40 juta-an. Mulai darioperasi pengangkatan, kemoterapi, dan obat-obatnya. Dari mana saya uang sebanyak itu?" ujar Suhartati.
"Kalau tidak berkat bantuan dana gotong royong dari BPJS Kesehatan, saya tidak tahu bagaimana caranya saya bisa mengoperasi tumor ganas ini. Saya benar-benar tertolong," ujar Suhartati dengan banyak mengucap rasa syukur.
Setelah tahu betapa banyak manfaat menjadi peserta BPJS Kesehatan, kini Suhartati mengajak suami, kerabat, dan tetangga untuk bergabung menjadi peserta BPJS Kesehatan dengan sejuta manfaatnya.
"Terima kasih BPJS Kesehatan, semoga dengan semboyan gotong royongnya semua bisa tertolong," kata Suhartati sambil tersenyum. (rls)
Rasa kalut, gelisah, takut membaur manjadi satu. Yang dipikirkan olehnya hanyalah berapa besar jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan operasi pengangkatan tumor ganas yang bersarang di payudaranya.
Tanpa berpikir panjang, Suhartati langsung mendaftarkan diri untuk menjadi peserta mandiri BPJS Kesehatan kelas 3 dengan besar iuran Rp 25.500 per bulan.
Tak sampai di situ saja, setelah operasipengangkatan tumor ganas, Suhartati pun harus menjalankan kemoterapi di Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek setiap 3 minggu sekali.
"Jika ditotal, secara keseluruhan kurang lebih sudah memakan biaya sebesar Rp 40 juta-an. Mulai darioperasi pengangkatan, kemoterapi, dan obat-obatnya. Dari mana saya uang sebanyak itu?" ujar Suhartati.
"Kalau tidak berkat bantuan dana gotong royong dari BPJS Kesehatan, saya tidak tahu bagaimana caranya saya bisa mengoperasi tumor ganas ini. Saya benar-benar tertolong," ujar Suhartati dengan banyak mengucap rasa syukur.
Setelah tahu betapa banyak manfaat menjadi peserta BPJS Kesehatan, kini Suhartati mengajak suami, kerabat, dan tetangga untuk bergabung menjadi peserta BPJS Kesehatan dengan sejuta manfaatnya.
"Terima kasih BPJS Kesehatan, semoga dengan semboyan gotong royongnya semua bisa tertolong," kata Suhartati sambil tersenyum. (rls)
Komentar
Posting Komentar