"Besok Buruh Batam akan Berjuang Seberangi Lautan ..."

BATAM (14/12/2015) - #KPOnline. Buruh Batam memutuskan untuk tidak menggelar Aksi Demonstrasi di kota Batam sesuai rencana awal yaitu tanggal 15 hingga 18 Desember, dengan pertimbangan untuk menurunkan tensi kekhawatiran pengusaha batam. Rencana dialihkan ke Dampak, dan keputusan Rakor slam ini disetujui oleh seluruh ketua sekertaris yang hadir. Rencananya Besok hari Selasa (15/12) Buruh Batam akan menyeberangi lautan untuk menuntut haknya dikembalikan oleh PLT Gubernur Kepri Agung Mulyana. Upah Kelompok yang sudah selama tiga tahun sejak 2013 dinikmati seluruh Buruh Formal Batam tiba tiba dirampas, walaupun di Dewan Pengupahan Kota Batam 2015 sudah tercapai kesepakatan dengan suara bulat tripartit Buruh, Pemerintah dan Pengusaha Batam.
"Pantang berputus asa Buruh tetap akan Berjuang demi Hak Hidup Layak, lautan diseberangi ... gunung pun didaki agar anak tak kurang gizi dan bisa mengenyam pendidikan layak!" Begitulah teriak para buruh yang hadir malam ini dalam Rapat Koordinasi UMK 2016 di Sekertariat FSPMI Panbil.
"Berjuang dengan sehormat hormatnya!" Teriak buruh yang lain.
Upah Kelompok hasil kesepakatan tripartit yang secara resmi direkomendasikan oleh DPK dengan besaran Kel.I 3,5 jt untuk buruh industri berat dimana modal investasinya besar dan resiko keselamatan jiwa tinggi, Kel.II 3.3jt untuk buruh elektronik dan elektrik dimana industri ini bermodal besar dan resiko kesehatan jangka panjang tinggi,  Kel. III 3.1jt. untuk buruh sektor pariwisata dan garment dimana modal investasi besar disertai waktu bekerja yang. Relatif panjang.

Adanya upah kelompok di Batam sudah disepakati untuk memenuhi unsur keadilan selain daripada itu sektor sektor pada upah kelompok diharapkan menjadi pemacu perputaran roda ekonomi BATAM.

Dari upah buruh sektor inilah pengusaha pengusaha dalam negeri terutama Usaha Kecil Menengah akan terbantu oleh belanja buruh buruh yang mempunyai daya beli sedikit lebih tinggi.

Lonjakan bahan pokok seperti beras dan aneka ragam kebutuhan lainnya, akhir akhir ini para buruh dihebohkan dengan kenaikan harga Beras yang signifikan, tahun lalu beras jenis rambutan yang biasa dikonsumsi buruh dengan harga Rp. 7.500,- per KG melonjak hingga Rp. 12.000,- per KG. Belum lagi kenaikan TDL yang significant.

Bila tidak didongkrak dengan upah kelompok buruh menjadi miskin dan tidak mampu berbelanja lebih produk atau jasa Usaha Kecil Menengah.

Yang lebih miris lagi adalah para buruh yang sudah terlanjur menikmati upah kelompok seperti Kelompok I yang upah tahun lalu sudah 2,8 jt dipaksa untuk hanya menikmati kenaikan 100 ribu saja tahun ini.

Buruh memang menjadi santapan yang lezat buat para birokrat yang matanya terbutakan tidak mampu melihat secara jernih penderitaan keluarga, istri dan anak anak buruh yang terancam kurang gizi dan tidak dapat menikmati pendidikan tinggi. (Bung DJ).

Komentar

Postingan Populer