Catatan Kecil tentang Garda Metal
Penulis : Farid Ridho Kurniawan.
Jakarta (31/10/2015) - #KPOnline. Kalau saja saya bisa melukiskan kondisi kejiwaan saya ketika melihat kalian saat itu, pasti akan saya tuliskan dengan tulisan yang amat indah dan gagah ...
"Sebelumnya saya mohon maaf, tidak ada maksud untuk mengecilkan keberanian kawan-kawan lainnya ketika hal itu terjadi".
Saya ingin menulis tentang kawan-kawan Garda Metal.
Saat meriam air mulai ditembakkan ke arah masa aksi buruh, kawan-kawan Garda Metal berbaris panjang dan berlapis di front paling depan. Mungkin sekitar seribuan atau dua ribuan orang.
Hati ini tergetar ...
Melihat mereka berbaris saling berpegangan tangan dengan kawan di sebelahnya. Di belakang mereka ada kawat berduri, di belakang kawat berduri ada ratusan Polisi dengan senapan gas air mata, dan di belakang Polisi ada beberapa mobil meriam air.
Suasana saat itu sangat mencekam. Takbir dan sholawat bergema. Mobil meriam air terus ditembakkan ke masa aksi buruh dan ke arah mobil komando. Semua kawan-kawan Garda Metal dan semua masa buruh basah kuyup.
Hati ini benar-benar bergetar melihat mereka tidak beranjak dari garis paling depan. Apalagi saya melihat perempuan-perempuan Garda Metal, dengan muka yang sudah belepotan odol tetap berdiri tegak di bawah semburan meriam air.
Saat itu saya berdiri di depan barisan mereka. Dan saya takjub melihat keberanian mereka. Kagum melihat mereka melindungi masa aksi buruh.
"Jika sampai dibubarkan paksa, pasti mereka yang akan kena gebuk duluan', batinku.
Beberapa saat kemudian kawan-kawan Garda Metal di instruksikan mundur sedikit mendekati masa buruh.
"Aku tau, ini tanda bahwa sebentar lagi pasti Polisi akan menembakkan gas air mata", kataku dalam hati.
Dan benar saja, tembakan gas air mata mulai bertaburan di langit. Bahkan ada yang ditembakkan langsung ke kawan-kawan Garda Metal dan kawan-kawan buruh dari serikat lain. Merekalah yang paling menderita atas tembakan ini, karena berada paling dekat dengan para Polisi.
Kami diperintahkan mundur secara perlahan. Demikian juga dengan kawan-kawan Garda Metal. Semua mundur dengan berjalan, tapi tidak berlari. Dan di tengah jalan mundur, saya melihat seorang perempuan Garda Metal terjatuh dan pingsan, tetapi langsung dibopong oleh kawan-kawan Garda Metal yang pria. Mungkin kawan tersebut terkena langsung tembakan gas air mata.
Kembali ke awal ...
Ketika melihat barisan kawan-kawan Garda Metal berdiri paling depan saat situasi sedang "cheos, sungguh tergetar hati ini melihat kalian. Kalau saja saya bisa melukiskan kondisi kejiwaan saya ketika melihat kalian saat itu, pasti akan saya tuliskan dengan tulisan yang amat indah dan gagah ... (FRK).
Komentar
Posting Komentar