Sepenggal Kisah saat Demo Buruh Tolak RPP Pengupahan
Batam (21/10/2015) - #KPOnline. Muldi Danda, siang ini sedikit resah,
ketua PUK PT. Philips Batam ini, berkali-kali melogok gadget untuk
melihat pergerakan anggotanya yang hari ini akan melakukan aksi unjuk
rasa bersama ribuan buruh di kota Batam, untuk menentang peraturan
pemerintah tentang pengupahan yang hari ini di lakukan secara serentak
di seluruh Indonesia yang juga bertepatan dengan peringatan satu tahun
pemerintahan Jokowi-JK. Muldi kini menjadi satu-satunya pengurus PUK
yang tertinggal, setelah semua pengurus PUK lebih memilih untuk
menerima PHK dengan pesangon yang dia sendiri juga tidak tahu berapa
besarnya.Sementara pengurus lain lebih memilih PHK, Muldi tetap pada
pendirian untuk menolak di PHK, meskipun berbagai macam iming-iming
pernah ia terima dari beberapa kalangan, tapi hal itu tidak menggoyahkan
pendiriannya untuk tetap memimpin PUK yang baru seumur jagung ini.
Dengan status karyawan yang di rumahkan, Muldi mengaku kesulitan untuk memantau dan memberi arahan kepada anggotanya yang kini berjumlah kurang lebih 500 orang. Melalui aplikasi whatsapp lah ia memberikan intruksi dan berkomunikasi dengan mereka.Pria lajang yang masih kuliah di salah satu perguruan tinggi di Batam ini mengungkapkan kegalauannya tentang masa depan PUK di PT Philips kepada tim media ini. Muldi mengatakan dengan status anggota yang hampir semua masih karyawan kontrak, jika tidak melakukan sesuatu yang luar biasa sejak sekarang, ia bisa memprediksi PUK ini hanya akan menjadi kenangan saja.
Mengenai permasalahan ketenagakerjaan yang menimpa dirinya, ia berharap dengan datangnya perwakilan dari serikat buruh Belanda yang akan datang ke Philips Batam pada akhir bulan depan, dapat memberi jalan keluar yang positif pada perkembangan kasus yang ia alami. Muldi mengatakan bahwa ia telah menerima salinan surat dari serikat pekerja Belanda yang berisi tentang rencana kunjungan ke Indonesia, di mana salah satu agendanya adalah mengunjungi PT Philips Batam, yang mana PT.Philips Batam adalah salah satu perusahaan yang berpusat di Belanda, sehingga berita aksi mogok yang di lakukan oleh buruh Philips Batam pada beberapa waktu yang lalu cepat sampai ke serikat pekerja di Belanda.
Sementara Diana salah satu anggota PUK Philips Batam ketika di tanya mengenai aksi yang di lakukannya kali ini, ia mengatakan bahwa aksinya murni di lakukan karena hati nurani,dan berharap pemerintah dapat memperbaiki nasib kawan-kawan buruhya, ia rela kontraknya tidak di sambung lagi, meski ia juga tahu bahwa jumlah pengangguran di Batam kini telah begitu banyak. Diana berencana akan pulang ke kampungnya di Ngawi jika kelak kontraknya telah habis. Ia ingin mencari pekerjaan di sana setelah melihat bahwa kehidupan di Batam sudah tidak seperti yang ia harapkan. (Bung Suhari ete).
Dengan status karyawan yang di rumahkan, Muldi mengaku kesulitan untuk memantau dan memberi arahan kepada anggotanya yang kini berjumlah kurang lebih 500 orang. Melalui aplikasi whatsapp lah ia memberikan intruksi dan berkomunikasi dengan mereka.Pria lajang yang masih kuliah di salah satu perguruan tinggi di Batam ini mengungkapkan kegalauannya tentang masa depan PUK di PT Philips kepada tim media ini. Muldi mengatakan dengan status anggota yang hampir semua masih karyawan kontrak, jika tidak melakukan sesuatu yang luar biasa sejak sekarang, ia bisa memprediksi PUK ini hanya akan menjadi kenangan saja.
Mengenai permasalahan ketenagakerjaan yang menimpa dirinya, ia berharap dengan datangnya perwakilan dari serikat buruh Belanda yang akan datang ke Philips Batam pada akhir bulan depan, dapat memberi jalan keluar yang positif pada perkembangan kasus yang ia alami. Muldi mengatakan bahwa ia telah menerima salinan surat dari serikat pekerja Belanda yang berisi tentang rencana kunjungan ke Indonesia, di mana salah satu agendanya adalah mengunjungi PT Philips Batam, yang mana PT.Philips Batam adalah salah satu perusahaan yang berpusat di Belanda, sehingga berita aksi mogok yang di lakukan oleh buruh Philips Batam pada beberapa waktu yang lalu cepat sampai ke serikat pekerja di Belanda.
Sementara Diana salah satu anggota PUK Philips Batam ketika di tanya mengenai aksi yang di lakukannya kali ini, ia mengatakan bahwa aksinya murni di lakukan karena hati nurani,dan berharap pemerintah dapat memperbaiki nasib kawan-kawan buruhya, ia rela kontraknya tidak di sambung lagi, meski ia juga tahu bahwa jumlah pengangguran di Batam kini telah begitu banyak. Diana berencana akan pulang ke kampungnya di Ngawi jika kelak kontraknya telah habis. Ia ingin mencari pekerjaan di sana setelah melihat bahwa kehidupan di Batam sudah tidak seperti yang ia harapkan. (Bung Suhari ete).
Komentar
Posting Komentar