Pabrik di Indonesia terancam tutup sementara Order Jutaan Meteran Listrik Pascabayar dilempar ke luarnegeri???

Bung Yoni Mulyo Widodo
Perda KSPI Riau/ Ketua KC FSPMI Batam
Batam (11/09/2015) - #KPOnline. Setelah Menko Perekonomian mengangkat masalah Mafia Listrik pada pelaksanaan migrasi Meteran Listrik Pascabayar menjadi Meteran Listrik Prabayar (Sistem Pulsa). Semua orang ungheboh mempersoalkan selisih harga dan jumlah pulsa listrik yang berbeda lumayan banyak merugikan pelanggan.

Tapi tidak ada yang terpikirkan, ketika jutaan meteran listrik yang harus digantikan dari sistem manual menjadi digital, mengapa proyek sebesar itu harus diorderkan di luar negeri? Padahal jutaan buruh terancam PHK konon dikarenakan sepinya order.

Dalam keterangan persnya, ketua PERDA KSPI KEPRI Bung Yoni menyatakan, "Masalah listrik jgn hanya dilihat tarifnya saja. Coba di lihat dari segi ketenagakerjaan nya. Proyek PLN yg mengganti meteran dgn sistem koin tentu menimbulkan konsekwensi penggantian meteran lama. Ini tentu ada nilai nya. Dan juga sambungan baru, tentu di arahkan pakai coin. Ini pun ada nilainya. Namun sayang nilainya tidak di nikmati pekerja Indonesa. Kenapa? Pengadaan alat meteran itu sendiri, seharusnya bisa mdmberi peluang kesejahteraan. Melalui proyek pembuatan nya. Yg mana perusahaan nasional sudah bisa membuatnya. PT Honoris, dan satu lagi di Jakarta. Ini bisa memberi peluang kerja bagi pekerja Indonesia. Sayangnya pemerintah memilih mendatangkan alat ukur nya dari luar. Mengakibatkan dua perusahaan lokal yg seharusnya dapat orderan yg mana bisa memberi pekerjaan dan penghasilan, akhirnya harus mengurangi pekerjanya".

"Sangat di sayangkan". ungkap Yoni saat menyudahi wawancara.(Bung DJ/ Jon Exsan).

Komentar

Postingan Populer