"Sepenggal cerita ttg Revolusi Kemerdekaan.."


Sumber cerita dari Almarhum Bapak. Ada rasa kebanggaan yang mendalam disini, di lubuk hati yang terdalam. Setelah berpulangnya beliau ke haribaan YME, tidak akan ada lagi cerita cerita heroik di medan tempur langsung dari pelaku sejarahnya. Biasanya setiap saya pulang kampung cerita cerita tersebut akan mengisi waktu pertemuan kami yang sangat sedikit waktunya, kadang setahun hanya sekali atau dua kali bahkan dua tahun sekali.

"Proklamasi 17/08/1945   bukanlah puncak dari perjuangan rakjat indonesia nak ... justru itu adalah awal dari perjuangan revolusi yang sesungguhnya". Perang kemerdekaan setelah proklamasi berlanjut bertahun tahun dengan menumpahkan begitu banyak pengorbanan rakjat waktu itu ... keringat dan darah tak terhitung jumlahnya.

Mengisahkan episode perang kemerdekaan di Manado dan Ambon, bapak waktu itu agak berkaca kaca dalam penuturannya. "Dulu bapak masuk ke batalyon Worang ... "

"Waktu itu setiap batalyon akan lebih mudah disebut menggunakan nama komandannya masing masing ... Mayor H.V. Worang itu komandannya".

Dalam penuturannya bapak tidak pernah lupa menyebut satu persatu rekan rekan pejuang yang terlibat, yang paling menarik adalah kisah ketika berhadap hadapan dengan pasukan Green Baret tentara KNIL  ,, "special troops ... dengan kemahiran gerilya dan target sniper ... satu peluru satu kepala ...".

Merinding denger cerita bapak saat itu tentara indonesia yang berangkat ke sana belum terlatih hanya bermodalkan keberanian dan semangat memperjuangkan tanah air ... 5 orang prajurit di grup bapak kena tembus kepalanya oleh peluru KNIL, mereka menembak dari atas ketinggian bukit dalam posisi menyebar menjadikan pasukan indonesia sebagai sasaran.

Bapak memiliki satu pengalaman yang tak pernah bosan saya dengarkan walaupun diulang ribuan kali, yaitu saat maju berada di barisan terdepan ditengah suasana desingan mortir dan senapan mesin watermantel. Dalam satu pergerakan maju bapak berlari lalu meloncat untuk bertiarap ... dirasakannya helm baja seperti ada suara keras terkena peluru besar, lalu bapak merasakan sakit di leher belakang dan terasa ada lelehan darah mengalir ke leher bagian depan ... sejurus kemudian bapak kehilangan kesadarannya.

Tersadar waktu itu bapak sudah berada di tenda rumah sakit, lamat lamat di dengar suara dokter tentara ..."hei ... kau sudah sadar, ... ku pikir kau tak kan selamat".

Dokter tentara menunjukkan helm perang bapak yang berlubang tembus depan belakang, lalu mengatakan "peluru menembus helm tetapi hanya melewati batok kepala mu ... ku pikir gerakan meloncat untuk tiarap pas tepat pada waktunya. Sehingga ada ruang diatas kepala untuk peluru melewatinya".

"Leher kau berlubang terkena pecahan helm ... kau pingsan .. Ha Ha kepikir kau mati"'

Dalam menceritakan kisahnya tersebut bapak selalu menekankan bahwa perjuangan bila dilakukan hanya fokus mengabdi kepada republik ... pasti diberikan keistimewaan keistimewaan oleh Tuhan yang kita sendiri tak akan pernah menyangka bisa mendapatkannya.

#Pahlawanku

Komentar

Postingan Populer